| dc.contributor.author | Tarwiyani, T | |
| dc.date.accessioned | 2025-04-11T08:33:45Z | |
| dc.date.available | 2025-04-11T08:33:45Z | |
| dc.date.issued | 2024-11-03 | |
| dc.identifier.citation | https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnaldms/article/view/6903/pdf | en_US |
| dc.identifier.uri | http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/382 | |
| dc.description | Pendidikan adalah proses pembelajaran yang didapat oleh setiap manusia (peserta didik) untuk dapat membuat manusia tersebut mengerti, paham, lebih dewasa serta mampu membuat manusia lebih kritis dalam berpikir (Suryani, 2024). Sejalan dengan itu, tujuan pendidikan dapat dirumuskan menjadi sebuah harapan pada peserta didik untuk mampu menggali dan mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai kebahagiaan tertentu. Sementara itu, John Dewey seperti yang diungkapkan dalam (Ersanda, 2022) berpendapat bahwa pendidikan harus memungkinkan siswa untuk menganalisis dan memahami pengalamanpengalaman mereka dengan cara yang memungkinkan mereka untuk terus berkembang dan memperkaya diri dari pengalaman tersebut. Dalam kaitanyya terkait pendidikan, John Dewey juga mengungkapan dalam (Yektiana & Nursikin, 2022) bahwa pendidikan harus memiliki fleksibilitas sebagai prinsip untuk kemajuan pendidikan. Bagi Dewey, pendidikan yang demokratis diperlukan untuk mencapai tujuan ini, namun demokratisasi pendidikan membutuhkan investasi yang signifikan. Lebih lanjut lagi Dewey dalam (Lichandra & Sobarna, 2022) memandang bahwa dalam proses pembelajaran, peserta didik harus diberikan kebebasan untuk berekspresi. Peserta didik harus aktif dan tidak hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Guru juga harus menciptakan lingkungan di mana peserta didik selalu merasa terdorong untuk mencari pengetahuan | en_US |
| dc.description.abstract | Artikel ini berisi tentang analisis keterkaitan antara konsep filosopi pendidikan John Dewey dengan prinsip dan implementasi kurikulum Merdeka yang diterapkan saat ini dalam pendidikan di Indonesia. Jhon Dewey memberikan dukungan pada pendidikan yang demokratis, di mana setiap manusia secara individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Hal ini sejalan dengan konsep kurikulum Merdeka yang juga menawarkan kemerdekaan dan keleluasaan kepada lembaga pendidikan untuk mengekplorasi potensi peserta didiknya secara maksimal dengan menyesuaikan minat, bakat serta kecendrungan masing-masing peserta didik. Pemikiran-pemikiran yang dipandang saling terkait tersebut menjadi latar belakang untuk menggali kebih dalam dan menyusunnya dalam sebuah karya tulis berupa artikel. Artikel ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang hasilnya dijelaskan secara deskriptif berdasarkan pengolahan data yang mencakup filosofi Pendidikan John Dewey dan data terkait prinsip dan implementasi Kurikulum Merdeka. .Hasilnya menunjukkan bahwa keterkaitan filosofi pendidikan John Dewey dengan Kurikulum Merdeka dapat dilihat pada visi bersama untuk menciptakan pendidikan yang merangsang, relevan, inklusif, dan mendorong peserta didik menjadi individu yang lebih mandiri dan warga negara yang bertanggung jawab dalam masyarakat yang demokratis.. | en_US |
| dc.description.sponsorship | https://repository.unrika.ac.id/ | en_US |
| dc.language.iso | en | en_US |
| dc.publisher | urnal Nasional Terakreditasi Peringkat 4 (Sinta 4): Jurnal Dimensi | en_US |
| dc.subject | Filsafat Pendidikan; John Dewey; Kurikulum Merdeka | en_US |
| dc.title | Analisis Keterkaitan Filosofi Penddikan John Dewey dengan Prinsip dan Impementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Indonesia | en_US |
| dc.title.alternative | ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN JOHN DEWEY'S EDUCATIONAL PHILOSOPHY AND PRINCIPLES AND IMPLEMENTATION OF INDEPENDENT LEARNING CURRICULUM IN INDONESIA | en_US |
| dc.type | Article | en_US |