| dc.description.abstract |
Komunitas Peranakan Tionghoa-Melayu adalah hasil akulturasi antara budaya Tionghoa dan
Melayu yang telah lama menetap di Batam. Namun, dengan pesatnya perkembangan kota,
keberadaan budaya ini mulai terpinggirkan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang Pusat
Kebudayaan Peranakan Tionghoa-Melayu di Kota Batam dengan pendekatan konsep Eco-Culture,
yang menggabungkan pelestarian budaya dengan prinsip ramah lingkungan. Metode yang
digunakan mencakup studi literatur, observasi lapangan, wawancara, dan analisis kontekstual untuk
memahami kebutuhan ruang serta karakter budaya lokal. Hasil dari perancangan ini adalah pusat
kebudayaan yang menyediakan ruang edukasi, pameran, pertunjukan, serta fasilitas pendukung
yang berfungsi sebagai tempat interaksi, pembelajaran, dan pelestarian budaya. Penerapan konsep
Eco-Culture diwujudkan melalui penggunaan material lokal, sistem bangunan hemat energi, serta
integrasi ruang hijau. Dengan demikian, pusat kebudayaan ini diharapkan dapat menjadi ikon kota
sekaligus sarana untuk menjaga keberlanjutan budaya Peranakan Tionghoa-Melayu di Batam. |
en_US |