DSpace Repository

EKSISTENSI PAGUYUBAN WARGA PONOROGO (PAWARGO) DALAM MELESTARIKAN REOG PONOROGO DI KOTA BATAM TAHUN 2007-2022

Show simple item record

dc.contributor.author Tarwiyani, T
dc.date.accessioned 2025-04-11T09:35:14Z
dc.date.available 2025-04-11T09:35:14Z
dc.date.issued 2024-07-01
dc.identifier.citation https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/journalhistoria/article/view/6815/pdf en_US
dc.identifier.issn 2599-0063
dc.identifier.uri http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/384
dc.description Kota Batam merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam juga disebut sebagai kota industri karena banyak sekali industri yang telah dibangun di Kota Batam. Kota Batam dipilih sebagai tempat industri dikarenakan tempatnya yang sangat strategis, terletak di jalur pelayaran internasional, dan berbatasan langsung dengan Singapura. Menurut Fandy Iood (2021: 3), masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogeny yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Suku yang dominan antara lain Suku Melayu 32,75%, Jawa 17,61%, Batak 14,97%, Minangkabau 12,93%, dan Tionghoa 6,28%. Berdasarkan kutipan tersebut disimpulkan bahwa suku dengan jumlah terbesar kedua yang mendiami Kota Batam adalah Suku Jawa yang berjumlah 17,61%. Masyarakat Jawa yang ada di Kota Batam tidak hanya berasal dari satu daerah saja namun ada terdapat dari beberapa daerah Jawa yang ada di Kota Batam, salah satunya adalah dari daerah Ponorogo, Pacitan, Madiun dan daerah Jawa lainnya. Cara masyarakat Jawa melestarikan kebudayaan dan kesenian Jawa adalah dengan cara membentuk sebuah paguyuban. Salah satu paguyuban Jawa yang ada di Kota Batam adalah Paguyuban Warga Ponorogo (PAWARGO). Adanya PAWARGO dapat mempersatukan masyarakat dalam memperkenalkan kebudayaan Jawa di kalangan masyarakat lainnya. PAWARGO dibentuk pada tahun 1990 tetapi baru disahkan pada tahun 1993 en_US
dc.description.abstract Paguyuban Warga Ponorogo (PAWARGO) merupakan salah satu paguyuban Jawa yang ada di Kota Batam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi PAWARGO dalam melestarikan Reog Ponorogo di Kota Batam tahun 2007-2022. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode historis. Metode historis terdiri dari heuristik, verifikasi (kritik sumber), interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Eksistensi PAWARGO pertahunnya adalah pada tahun 1993-2007 PAWARGO masih mengumpulkan alat-alat yang akan digunakan untuk pementasan Reog Ponorogo dan melatih para pemainnya. Tahun 2007-2010 PAWARG) mulai aktif menampilkan Reog Ponorogo diberbagai acara seperti khitanan, pernikahan dan bahkan mengikuti dibeberapa acara yang diadakan oleh pemerintah Kota Batam. Seperti hari kemerdekaan Indonesia, hari jadi Kota Batam dan acara penting lainnya. Pada tahun 2010-2022, PAWARGO semakin aktif dalam melestarikan Reog Ponorogo dan mulai menampilkan kesenian Reog Ponorogo dibeberapa sosial media. Namun pada tahun 2020 karena covid-19 kesenian Reog Ponorogo sempat terhenti. Hal ini dikarenakan pada tahun 2020 masyarakat Kota Batam dilarang untuk beraktifitas di luar rumah agar tidak terjangkit virus covid-19. Pada tahun 2022 PAWARGO mulai aktif kembali dalam pementasan dan diberbagai sosial media. en_US
dc.description.sponsorship https://repository.unrika.ac.id/ en_US
dc.language.iso en en_US
dc.publisher Jurnal Nasional di Luar Peringkat 1-6; Historia: jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah en_US
dc.relation.ispartofseries Vol. 9 No. 1;01-07
dc.subject Eksistensi, Paguyuban , Ponorogo, Reog en_US
dc.title EKSISTENSI PAGUYUBAN WARGA PONOROGO (PAWARGO) DALAM MELESTARIKAN REOG PONOROGO DI KOTA BATAM TAHUN 2007-2022 en_US
dc.title.alternative THE EXISTENCE OF THE PONOROGO CITIZENS' ASSOCIATION (PAWARGO) IN PRESERVING REOG PONOROGO IN BATAM CITY 2007-2022 en_US
dc.type Article en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account